Kota Pekalongan, RK Sebagai bagian dari upaya mendukung program 1 juta hektar lahan untuk swasembada pangan, Polres Pekalongan Kota dan Peme...
Kota Pekalongan, RK
Sebagai bagian dari upaya mendukung program 1 juta hektar lahan untuk swasembada pangan, Polres Pekalongan Kota dan Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan melalui Dinas Pertanian dan Pangan ( Dinperpa ) setempat mengambil langkah nyata dengan memanfaatkan lahan tak produktif di Kelurahan Pringrejo, Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan. Lahan seluas 11 hektar 300 meter persegi (110.300 meter persegi) yang sebelumnya tidak produktif kini dialihfungsikan untuk ditanami jagung sebagai komoditas utama.
Pelaksanaan penanaman jagung dilakukan secara simbolis oleh Kapolres Pekalongan Kota, AKBP Prayudha Widiatmoko, Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik Setda Kota Pekalongan, Muadi, Kepala Dinperpa Kota Pekalongan, Lili Sulistyawati, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD), Anita Heru Kusumorini, Camat Pekalongan Barat, M. Natsir, dan Lurah Pringrejo, Edi Yulistiyanto.
Kapolres Pekalongan Kota mengungkapkan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menyukseskan program penanaman jagung. Dimana, adanya program ini mendukung upaya swasembada pangan yang telah dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. Melalui kegiatan ini, menunjukkan bahwa lahan tak produktif bisa dioptimalkan menjadi sumber ketahanan pangan bagi masyarakat.
"Kami dibantu Pemkot Pekalongan untuk melaksanakan kegiatan penanaman jagung di lahan samping Kelurahan Pringrejo. Di lahan samping kelurahan ini hanya percontohan saja tetapi konsep ke depannya sudah disiapkan lahan total 110.300 meter persegi untuk mendukung program upaya ketahanan pangan,"tutur AKBP Prayudha.
Menurutnya, komoditas jagung ini bisa dikonsumsi oleh siapapun dan sebagai bahan pangan alternatif pengganti nasi. Tidak hanya dikonsumsi oleh manusia, tetapi jagung ini juga bisa membantu para peternak di Kota Pekalongan untuk menyediakan pakan ternak yang sehat dan mudah didapat, sehingga tidak perlu impor dari daerah-daerah lain. Adapun jenis jagung yang ditanam kali ini merupakan jenis jagung manis dan jagung khusus untuk pakan ternak.
"Dari masa tanam hingga panen diperkirakan memakan waktu 3 bulan. Nanti kami lihat perkembangan tanaman jagung ini setiap 2 minggu sekali, karena jagung ini memang rentan terhadap masalah hama dan cuaca,"ujarnya.
Lanjut AKBP Prayudha menambahkan, untuk perawatan tanaman jagung ini, pihaknya telah berkoordinasi dengan Pemkot bahwa nanti akan melibatkan beberapa Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di Kota Pekalongan untuk berpartisipasi menyukseskan program ini, dan hasil panennya nanti dengan sistem pembagian keuntungan (sharing profit).
"Kalau dari kegiatan penanaman jagung ini bisa menghasilkan daripada lahan-lahan yang semula tidak produktif (lahan tidur) lebih baik dimanfaatkan untuk ditanami kembali sebagai upaya swasembada pangan,"tegasnya.
Sementara itu, Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik Setda Kota Pekalongan, Muadi, menegaskan Pemkot Pekalongan siap bersinergi dan kolaborasi dengan jajaran stakeholder terkait dan masyarakat untuk mewujudkan ketahanan pangan di Kota Pekalongan.
"Kenapa ditanam jagung?karena petani kita sudah menanam padi dan bisa menanam bergilir varietas. Tidak hanya padi saja, melainkan juga bisa ditanam komoditas jagung yang memiliki nilai ekonomi dan bisa membantu para peternak dalam penyediaan pakan ternaknya. Sebab, para peternak saat ini tengah kesulitan, di saat pakan ternaknya mahal, bahan baku yang digunakan juga diimpor dari luar daerah. Nantinya jika ini berhasil, maka tentu bisa mengefisiensi biaya yang dikeluarkan oleh mereka,"tegasnya.
Ditambahkan Kepala Dinperpa Kota Pekalongan, Lili Sulisyawati bahwa, kegiatan penanaman jagung ini merupakan bentuk sinergi Pemkot dengan Polres Pekalongan Kota dan jajaran stakeholder terkait sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, dimana pada Tahun 2027 ditargetkan Indonesia harus mewujudkan swasembada pangan dan menyetop impor bahan-bahan pangan dari luar negeri. Oleh karena itu, diperlukan sinergitas dan komitmen dari Pemerintah Pusat hingga Pemerintah Daerah, termasuk di Kota Pekalongan.
"Alhamdulillah, kami sudah mulai melaksanakan penanaman komoditas jagung sebagai alternatif komoditas padi. Support dari pemerintah terhadap harga gabah dan jagung ini sangat luar biasa. Dimana, Bulog harus menerima produk jagung dan gabah dari petani lokal. Sebab, harga gabah sendiri sudah naik dari Rp6.000,00 menjadi Rp6.500,00. Sementara, harga jagung sendiri juga naik dari Rp5.000,00 menjadi Rp5.500,00,"ungkap Lili.
Sehingga, kata dia, hal ini sangat dimungkinkan sekali untuk para petani padi dan jagung. Sementara, di Kelurahan Pringrejo ini ada lahan sekitar 110.300 meter persegi yang sudah tidak produktif. Maka dari itu, Pemkot Pekalongan bersinergi dengan Polres Pekalongan Kota, Kodim 0710/Pekalongan, perangkat kecamatan hingga perangkat kelurahan memanfaatkan kembali lahan-lahan yang tidak produktif agar bisa ditanami kembali baik komoditas jagung, sayur mayur, holtikultura dan sebagainya untuk mendukung program pemanfaatan lahan untuk makanan bergizi dan pemanfaatan pekarangan produktif.
"Ini kami support semuanya agar Kota Pekalongan ikut andil mendukung program swasembada pangan. Nantinya, kegitan ini akan direplikasikan ke kelurahan-kelurahan lainnya. Kami akan mengidentifikasi terlebih dahulu lahan-lahan aset daerah yang bisa ditanami komoditas padi, komoditas jagung, lahan pekarangan holtikura lainnya. Harapan kami semua elemen masyarakat bisa memanfaatkan kembali lahan-lahannya yang tidak produktif untuk dikelola menjadi lahan yang lebih produktif dalam rangka menjaga ketersediaan pangan dan mengendalikan inflasi daerah,"tukasnya. (TRI)
(Dinkominfo Kota Pekalongan)
COMMENTS