Sorong, RK (17/07/2024) Kepala marga Son, Stefanus Son, geram karena yayasan BUMAME sebagai penyedia jasa keamanan yang di sewa perusahaan...
Sorong, RK
(17/07/2024)
Kepala marga Son, Stefanus Son, geram karena yayasan BUMAME sebagai penyedia jasa keamanan yang di sewa perusahaan dan menempatkan mereka menjadi petugas keamanan di wilayah rig enam Great Wall Drilling Company (GWDC) , akan melakukan pemutusan hubungan kerja tanpa menyelesaikan hak Stefanus dan rekan rekannya.
Stefanus bersama sebelas rekannya yang bekerja sebagai security merasa kecewa karena upahnya belum dibayar untuk bulan Juli.
"Bulan lalu memang dibayar, tapi dipotong, seharusnya enam juta tapi dikasih hanya dua setengah juta saja" ujar Stefanus.
Untuk bulan ini mereka butuh kepastian karena saat ini sedang mengangkut barang barang (moving barang barang) ke atas tongkang, logika mereka setelah pengangkutan barang barang proyek keluar dari areal artinya sudah tidak ada hubungan kerja lagi setelah itu. Menurut Stefanus yayasan Bumame harus tanggung jawab untuk upah mereka dan juga pesangon yang layak mereka terima sebelum tongkang pengangkut barang berangkat.
Merasa tidak ada kepastian akan hak yang seharusnya mereka peroleh setelah keberangkatan tongkang yang mengangkut barang barang tersebut, Stefanus juga berencana melakukan pemalangan tongkang.
"Bila tidak ada juga penyelesaian kami akan memalang tongkang yang mengangkut barang barang tersebut, karena kalau mereka sudah pergi keluar dari SalawatinTengah maka kami tidak tau siapa yang akan bertanggung jawab nanti" ucap Stefanus Son kepada awak media ini.
Saat dikonfirmasi kepada Choirul sebagai komandan mereka, ia menjelaskan bahwa upah mereka sudah didahulukan selama kerja hingga bulan Juni, bahkan dirinya sendiri malah belum dapat upah. Choirul berjanji akan menyelesaikan kekurangan upah anak buahnya bukan Juli ini bila sudah mendapatkan pembayaran dari yayasan Bumame.
Frans Baho sebagai pemerhati ketidakadilan menanggapi hal tersebut agar yayasan Bumame memberikan kenyamanan kepada karyawannya. "" Setidaknya ada kantor perwakilan mereka disini, apalagi komandannya juga tidak berdomisili di sini, karena mereka (karyawan) merasa setelah pengangkutan barang barang keluar dari daerah, akan susah komunikasi lagi nantinya dengan pihak yayasan " ujar Frans Baho.
(RP)
COMMENTS