Karimun,Radarkriminal.com Kepri: Sejak tahun 1994, Oplet (angkot) menjadi moda transportasi andalan warga kepulauan Karimun, provinsi Kepula...
Karimun,Radarkriminal.com
Kepri: Sejak tahun 1994, Oplet (angkot) menjadi moda transportasi andalan warga kepulauan Karimun, provinsi Kepulauan Riau. Rutinitas masyarakat tertopang dengan adanya sarana transportasi darat ini, baik ekonomi, wisata, pendidikan serta pertanian.
Seiring dengan perkembangan zaman, angkutan umum Roda empat inipun semakin tergerus waktu, kondisi kelayakan yang semakin memprihatinkan, bahkan dari 400 unit pada tahun 1994, sekarang hanya tersisa 150 unit, baik oplet dan Bus body kayu roda enam.
Saat ini, mayoritas masyarakat lebih memilih kendaraan roda dua, dan mobil pribadi, yang semakin memperparah nasib para pemilik oplet. Selain berkurangnya pengguna jasa oplet, tidak adanya fasilitas Uji KIR semakin memperburuk angkutan berplat kuning itu.
Amirullah, Ketua ORGANDA Kabupaten Karimun, sejak lama mengaku sudah menyuarakan nasib ratusan oplet ini, mulai dari tidak adanya sarana Uji KIR, serta minimnya perhatian pemerintah daerah akan keberlangsungan oplet-oplet tua ini.
" Kami sangat meminta perhatian serius dari Pemerintah daerah bagaimana caranya mempertahankan moda trasportasi umum ini. Dulu disaat kita masih susah, dan motor belum terbeli, oplet inilah yang menjadi tulang punggung perekonomian. Sekarang, terlupakan dan terabaikan. Bahkan, hingga saat ini, fasilitas Uji KIR saja, Pemda tidak punya. Bagaimana kami bisa bertahan dengan kondisi oplet tua seperti ini?", Keluhnya saat pendataan oplet di Terminal Bukit tembak, Meral, Rabu (26/01/2022) bersama dengan Dinas Perhubungan serta Satlantas Polres Karimun.
Amirullah juga mengatakan, jika Oplet kayu atau minibus adalah ikonik yang tidak bisa dilupakan begitu saja, itu sebabnya, ia mewakili para pemilik angkutan umum inipun meminta perhatian serius serta kepedulian pemerintah daerah, maupun provinsi guna menyelamatkan serta melestarikannya.
"oplet kayu dan oplet mini bus ini sdh jadi ikon Karimun, harus diremajakan. Biaya peremajaan yang tentunya tidak murah, membuat pemilik pasrah dan membiarkan oplet miliknya usang dan rusak. Kami berharap, ada solusi dari Pemda dalam hal solusi peremajaan, baik dalam pembiayaan, maupun hal lainnya. Jika saat ini dilakukan uji KIR, bisa dikatakan 95% kendaraan itu tak layak jalan. Apakah salah pemilik?, Tidak, karna fasilitasnya saja tidak ada." keluhnya.
Amirullah membandingkan moda trasportasi Umum di negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura yang sangat jauh berbeda. Padahal, Pulau Karimun merupakan perbatasan Dua negara, dan pintu terdepan Republik Indonesia.
" Kadang kita malu melihat turis dari Singapura dan Malaysia yang datang ke Karimun, moda trasportasi di dua negara itu, bagaikan bumi dan langit dengan kita (Indonesia_red). Padahal, Karimun adalah pintu terdepan bangsa ini dengan negara tetangga. Semestinya, moda trasportasi umum ini, lebih diperhatikan lagi, untuk kebaikan bangsa kita, serta daya tarik wisatawan." Ujarnya.
Terpisah, Afrian, sekretaris Dinas Perhubungan Pemda Karimun, enggan berkomentar saat ditanyakan perihal kegiatan pendataan kendaraan umum tersebut.(Esp)
COMMENTS